Jabatan tidak untuk diperebutkan
Tidak aneh lagi kalau jaman sekarang ini termasuk di negara kita ini yang namanya jabatan menjadi barang rebutan, bahkan orang mau berkorban apa saja untuk mendapatkan jabatan tersebut. Ada kalanya yang namanya jabatan bisa diperjual-belikan, karena itu bagi yang mampu untuk membelinya bisa mendapatkan jabatan tersebut. Padahal kalau kita mau belajar pada kehidupan Rasulullah dan para sahabatnya waktu itu yang namanya jabatan malah sangat dihindari, karena merasa semua tidak mampu atau merasa ada orang lain yang lebih mampu. Seperti ketika Abu Bakar ditunjuk menjadi Imam sholat oleh Rasulullah, beliau sangat berat untuk menerima jabatan tersebut karena merasa tidak pada tempatnya mengingat Rasulullah masih ada, karena itu sampai-sampai Rasul kelar sendiri agar Abu Bakar tetap mejadi Imam Sholat walalupun kondisi rasul sangat berat untuk keluar dari rumah.
Dalam riwayat disebutkan sebagai berikut :
Dari ‘Ubaidillah bin ‘Abdillah, ia berkata : Aku datang kepada ‘Aisyah, lalu aku berkata, “Maukah engkau menceritakan kepadaku tentang sakitnya Rasulullah SAW ?“. ‘Aisyah menjawab, “Ya, mau. Ketika Nabi SAW sakit parah, beliau bersabda, “Apakah orang-orang sudah shalat ?“. Kami menjawab, “Belum, mereka menunggu engkau ya Rasulullah“. Beliau bersabda, “Siapkanlah air untukku di bejana yang untuk mandi“. Maka kami melaksanakan perintah beliau, lalu beliau mandi. Setelah beliau bergerak akan bangkit, beliau pingsan. Setelah siuman, beliau bertanya, “Apakah orang-orang sudah shalat ?“. Kami menjawab, “Belum, mereka menunggu engkau, ya Rasulullah“. Beliau bersabda, “Siapkanlah air untukku di bejana yang untuk mandi“. Maka kami melaksanakan perintah beliau, lalu beliau mandi. Setelah itu beliau bergerak akan berdiri, lalu pingsan lagi. Setelah siuman beliau bertanya, “Apakah orang-orang sudah shalat ?“. Kami menjawab, “Belum, mereka menunggu engkau, ya Rasulullah“. Beliau bersabda, “Siapkanlah air untukku di bejana yang untuk mandi“. Lalu kami melaksanakan perintah beliau, lalu beliau mandi. Kemudian ketika beliau akan bangkit, beliau pingsan. Setelah siuman, beliau bertanya, “Apakah orang-orang sudah shalat ?“. Kami menjawab, “Belum, mereka menunggu engkau, ya Rasulullah“. (‘Aisyah berkata) : Pada waktu itu orang-orang berkumpul di masjid menunggu Rasulullah SAW untuk shalat ‘Isyak. ‘Aisyah berkata : Kemudian beliau mengutus seseorang untuk menemui Abu Bakar agar ia mengimami shalat. Kemudian utusan itu datang kepada Abu Bakar, lalu berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW memerintahkan engkau agar shalat bersama orang-orang“. Abu Bakar berkata (dan ia adalah seorang laki-laki yang lembut). “Hai ‘Umar, shalatlah bersama orang-orang“. (Perawi berkata) : Lalu ‘Umar berkata, “Kamu lebih berhaq untuk itu“. ‘Aisyah berkata : Kemudian Abu Bakar shalat bersama mereka dalam beberapa hari. [HR. Muslim juz 1, hal. 311]
Jelaslah dalam riwayat tersebut ada pelajaran yang sangat menarik bagi umat Rasulullah, bahwa untuk menerima jabatan tidaklah mudah, tidak semua orang mau menerimanya apalagi sampai memperebutkannya seperti dewasa ini.